Saturday, September 24, 2016

Penggunaan klorokuin dalam pengobatan dan kemoprofilaksis malaria , riboquin






+

PENGGUNAAN KLOROKUIN DALAM PENGOBATAN DAN KEMOPROFILAKSIS MALARIA Oleh Disusun: Leni Emiliana (078115055) Programma Profesi Apoteker Universitas Sanata Dharma Yogyakarta La malaria merupakan penyebab Utama kematian pada Negara berkembang. La malaria Adalah penyakit menular yang disebabkan Oleh empat spesies plasmodium plasmodium yaitu falcifarum, P. Vivak, P. malariae, Dan P. ovale. Spesies P. falcifarum yang bertanggung Jawab pada sebagian besar malaria Karena kematian. Perkembangbiakkan malaria Adalah meliputi siklus aseksual dan seksual. Siklus aseksual terjadi Dalam Tubuh manusia, Yang dimulai dengan masuknya sporozoit melalui gigitan nyamuk anofeles betina yang terinfeksi Parasit. Selain ITU infeksi dapat terjadi melalui trasfusion Darah yang tercemar Parasit. Sporozoit Dalam Tubuh akan berkembang melalui fase preeritrosit, fase eritrosit, dan fase epatica. Siklus seksual ini dimulai dengan merozoit yang berdiferensiasi menjadi gamet Jantan dan betina bila berpindah ke nyamuk pada Saat nyamuk mengigit pasien. Hal ini disebut fase gametosit. Klorokuin Adalah obat antimalaria yang bekerja pada fase eritrosit dan tidak efektif pada fase epatica. Sehingga Dalam pengobatan malaria setelah menggunakan Klorokuin dilanjutkan menggunakan primachina untuk membasmi P. Vivak Dan P. ovale Dalam hati (fase epatica). Sasaran Terapi Klorokuin sebagai antimalaria Adalah tahap eritrosit aseksual dari infeksi Dalam Darah. Tahap aseksual Adalah tahap dimana parasit berkembang dari trofozoit menjadi skizon, kemudian akan memecah eritrosit inangnya. Pecahnya eritrosit tersebut akan melepaskan merozoit ke sirkulasi. Merozoit ini memasuki eritrosit rimasto dan mengulangi fase skizogoni. eritrosit Penghancuran yang terjadi Secara periodik Inilah yang menimbulkan gejala khas la malaria, yaitu demam yang diikuti mengigil. Tujuan Terapi Klorokuin Adalah menyembuhkan demam dan menghilangkan parasetemia dari malaria di Dalam Tubuh. Strategi Terapi untuk malaria yaitu Terapi farmakologis menggunakan obat antimalaria. Terapi farmakologis antara meliputi rimasto: 1. Klorokuin merupakan obat pilihan untuk pengobatan malaria nonfalcifarum dan falcifarum yang sensitif. Klorokuin Hanya efektif terhadap parasit Dalam fase eritrosit, tetapi Tidak untuk parasit yang ada di Jaringan. 2. Quinin Dan Quinidin merupakan skizontizida yang sangat efektif terhadap empat spesies parasit malaria. Obat ini Adalah gametosida terhadap P. Vivak Dan P. ovale. Akan tetapi obat ini tidak efektif terhadap parasit tahap epatica. 3. meflochina merupakan Terapi yang efektif ceppo terhadap P. falcifarum yang resisten Klorokuin dan spesies lainnya. Klorokuin mempunyai aktivitas skizontisida Darah yang kuat terhadap P. falcifarum Dan P. Vivak. tetapi Tidak efektif menghadapi tahap epatica atau gametosit. 4. primachina merupakan obat pilihan untuk malaria penyembuhan Radikal yang disebabkan P. Vivak Dan P. ovale. Primachina Aktif erhadap tahap hepatis dan merupakan gametosida dari semua parasit malaria. Sehingga obat ini dapat digunakan untuk membasmi P. Vivak Dan P. ovale Dalam Hati sesudah pengobatan Klorokuin. Nama Generik. Klorokuin Nama Dagang di Indonesia. Riboquin (Dexa Medica) dan Nivaquine (Rhone Poulenc Rorer Indonesia). Klorokuin Telah menjadi obat pilihan untuk pengobatan dan kemoprofilaksis malaria yang disebabkan P. Vivak. P. malaria. P. ovale. Dan P. falcifarum Yang sensitif (P. falcifarum yang Tidak resisten terhadap Klorokuin). Kloroluin dengan depat mengakhiri demam (àlam 24-48 marmellata) dan parassitemia membersihkan (48-72 marmellata) Yang disebabkan Oleh parasit yang sensitif. Selain untuk pengobatan Klorokuin Juga merupakan agen kemoprofilaksis yang Lebih disukai pada Wilayah malaria Tanpa malaria falcifarum yang resisten. Klorokuin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan psoriasi atau porfuria. Karena berpotensi mencetuskan Serangan akut dari penderita tersebut. Secara Umum, sebaiknya Klorokuin Tidak digunakan pada pasien dengan kelainan retina atau miopati. Agen antidiare caolino dan antasida yang mengandung kalsium dan magnesio menganggu penyerapan Klorokuin dan sebaiknya Tidak diberikan bersama-sama Klorokuin. Klorokuin tersedia Dalam bentuk compressa da 100 mg dan 150 mg. berikut ini akan dijabarkan mengenai dosis Klorokuin yang digunakan sebagai profilaksis dan Serangan akut. Klorokuin Basa 5 mg / kg / Minggu pada hari yang sama disetiap minggunya (Tidak Lebih dari 300 mg Klorokuin Basa / dosis). Pemberian ini dimulai 1-2 Minggu sebelum berada di Daerah endemik, dilanjutkan 4-6 Minggu setelah berada di Daerah endemik. Klorokuin Basa 300 mg / Minggu pada hari yang sama disetiap minggunya. Pemberian ini dimulai 1-2 Minggu sebelum berada di Daerah endemik, dilanjutkan 4-6 Minggu setelah berada di Daerah endemik. 2. Serangan Akut Dosis Awal Klorokuin Basa 10 mg / kg, dilanjutkan dengan dosis Tunggal sebesar 5 mg / Kg yang setelah diberikan 6 marmellata, kemudian dosis Tunggal sebesar 5 mg / Kg / hari Selama 2 hari. Dosis Awal Klorokuin Basa 600 mg, dilanjutkan 6 marmellata kemudian dengan 300 mg, 300 mg selanjutkan / hari Selama 2 hari (dosis kumulatif rata-rata di 25 mg / kg Klorokuin Basa). Efek samping yang Timbul Karena penggunaan Klorokuin Adalah gangguan saluran Cerna, sakit Kepala, kejang, depigmentasi atau Rambut rontok, reaksi kulit (Ruam, prurito). Pemberian obat setelah makan dapat mengurangi beberapa efek yang Tidak diinginkan seperti gangguan saluran pencernaan. Reaksi yang jarang terjadi meliputi hemolisis pada pasien yang mengalami defisiensi Glucase 6-fosfato Dehidrogenase (G6PD), Dan hipotensi. Pemberian dosis Tinggi Dalam jangka panjang pada penderita rematik akan menimbulkan ototoksisitas irreversibile. retinopati, miopati, dan neuropati perifer. Abnormalitas ini jarang dijumpai bila diberikan dengan dosis standar mingguan untuk profilaksis. P enggunaan Klorokuin pada penderita gangguan fungsi Ginjal sebaiknya dihindari atau dosisnya dikurangi Karena Klorokuin diekskresi lewat orino. Dosis Bagi pasien Gagal Ginjal sebesar 50% dari dosis dewasa. Penggunaan Klorokuin pada wanita Hamil masuk Dalam kategori C. Penggunaan Klorokuin tersebut, Visualizzati di recente Dari Rasio rischi e benefici. Dosis lazim untuk dewasa dapat diberikan pada wanita Hamil yang menderita malaria Ringan. Tetapi Terapi Radikal untuk infeksi P. ovale Dan P. Vivak dengan menggunakan primachina Harus ditunda sampai kehamilan berakhir. Sedangkan Klorokuin Harus diteruskan dengan dosis 600 mg TIAP Minggu Selama kehamilan. Klorokuin dapat diekskresi ke susu aria, sehingga penggunaan Klorokuin pada IBU menyusui Tidak direkomendasikan. Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta Anonim 2005, Drug Information Handbook. Edisi 14, Lexi-Comp, Amerika Serikat Dipiro, Yoseph, T. Talbert, Robert, L. Yee, C. G. 2005 Farmacoterapia: un approccio fisiopatologico, sesta edizione, McGraw-Hill Companies, Inc., Stati Uniti d'America Katzung, B. G. 2004 farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi 8, Jilid III, Salemba Medika, Jakarta




No comments:

Post a Comment